Minggu, 05 Oktober 2014

tugas sejarah pendidikan

Tugas :
SEJARAH PENDIDIKAN











PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014
PENDIDIKAN KAUM PEREMPUAN
Perkembangan pendidikan yang cepat sejak abad ke-20 di sebabkan karena munculnya kesadaran kaum penggerak nasional yang melihat begitu besar peran pendidikan dalam rangka membebaskan bangsa dari  ketertinggalan berbagai aspek kehidupan. Para pemimpin penggerak nasional menyadari bahwa penyelenggaraan pendidikan yang bersifat nasional harus segera di masukan ke dalam program perjuangannya maka lahirlah sekolah-sekolah partikelir atas usaha perintis-perintis kemerdekaan. Sekolah-sekolah itu mula-mula bercorak dua yaitu :
1)      Sesuai dengan haluan politik
2)      Sesuai dengan tuntutan agama ( islam )
Golongan pertama terdiri atas :
1.      Taman murid yang mulanya didirikan di yogyakarta
2.      Sekolah serikat rakyat di Semarang yang berhaluan komunis
3.      Kristiani institut yang didirikan oleh Dr. Douwes Dekker di bandung
Sekolah-sekolah yang bercorak islam yaitu :
1.      Sekolah serikat islam
2.      Sekolah muhamadiyah
3.      Sumatra thawalib di padang panjang
4.      Sekolah nahdatul ulama
5.      Sekolah persatuan umat islam
Perempuan indonesia tidak tinggal diam melihat keadaan saat itu yang menyedihkan di lingkungannya makatimbulah usaha untuk mengubah keduduka perempuan indonesia. Pendidikan ini di pandang sebagai suatu jalan yang besar artinya yang dapat menjunjung kaum perempuan dari kesengsaraan dan kehinaan, terutama jika di ajarkan kepedanya kepandaian khusus untuk mencari nafkah sendiri, seperti sebagai pekerjaan tangan.
1.      Radeng ajeng kartini (1879-1904 )
Radeng Ajeng Kartini lahir pada tanggal 21 april 1879 di mayong-jepara, setiap tahun lahir kelahirannya di peringati sebagai hari katini. Radeng Ajeng Kartini menuntut pelajaran pada sekolah belanda, kesempatan itu melanjutkan pelajaran ke sekolah yang lebih tinggi tidak di berikan kepedanya.
Pada usia 12 tahun dia tidak diperkenankan keluar rumah tetapi berkat usaha-usaha sahabatnya maka 4 tahun kemudian dia di izinkan melihat dunia luar lagi. Maka di mulainya perjuangan untuk melepaskan kaum perempuan dari belenggu pengikatnya.
Islam telah membangkitkan kartini untuk menginsafkan bangsanya bangun dari ketiduran, meningkatkan derajat perempuan sebagai pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya. Pemikiran kartini bahwa hidup merupakan suatu keinginan untuk bebas, berdiri sendiri dan membebaskan gadis-gadis indonesia lainnya dari ikatan adat kebiasaan.
Perjuangan uatama R.A Kartini ialah perbaikan kedudukan dan derajat perempuan, janganlah mengabdi kepeda suami saja sebagai tujuan hidup perempuan, selain mengurus rumah tangga perempuan juga harus mengerjakan pekerjaan lain. Oleh karena itu, perempuan harus mendapatkan pendidikan keterampilan supaya kelak mereka dapat mengerjakan sesuatu di luar rumah tangga. Perempuan yang berpendidikan akan lebih baik mendidik anaknya dan lebih sempurna mengurus rumah tangganya sekaligus mengatasi kemajuan nusa dan bangsa.
Usaha-usaha kartini dalam melaksanakan cita-citanya antara lain :
a.      Pada tahun 1903 ia membuka sekolah gadis di jepara, setelah kawin ia mendirikan lagi sekolah gadis di rambang
b.      Pada tahun 1913 didirikan sekolah rendah untuk anak-anak perempuan di beberapa kota besar yang di beri nama sekolah kartini
Semua surat yang di kirim dan di terimanya dari sahabatnya di negri belanda di kumpulkan dan di bukukan dengan nama Van Duisternis Tot licht, buku ini  kemudian di terjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh Armyn Pane dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang . isi buku tersebut melukiskan dengan jelas keyakinannya bahwa perjuangan kaum perempuan indonesia akan berhasil pada masa yang akan datang.
2.      Raden Dewi Sartika ( 1884-1947 )
Raden Dewi Sartika di lahirkan di bandung pada tanggal 4 desember 1884. Sejak kecil sudah tampak sifat-sifatnya yang istimewa. Ia seorang anak yang lain suka ke pada segala sesuatu yang baru, dan lain dari pada itu tampak pula sifat-sifat kepemimpinannya. Ia di masukan ke sekolah Belanda oleh orang tuanya meskipun pada masa itu masyarakat perempuan sunda terikat oleh adat istiadat, yang tidak mengizinkan anak-anak perempuan yang satu sekolah. 
Cita-cita Raden Dewi Sartika ialah mengangkat derajat kaum perempuan di indonesia dengan jalan memajukan pendidikannya yang di sebabkan karena ia tidak senang melihat masyarakatnya di mana kaum perempuan tidak di beri kesempatan untuk mengejar kemajuan.
Tujuan hidup Raden Dewi Sartika yaitu menyumbangkan tenaganya untuk kepentingan nusa dan bangsa. Untuk melaksanakan cita-cita pendidikan itu maka pada tahun 1904 didirikan sekolah istri dengan jumlah peserta didik 20 orang tetapi pada tahun kedua peserta didiknya bertambah, pada tahun 1909 sekolah ini pun berhasil meluluskan peserta didiknya yang pertama. Sekolah ini kemudian di ubah namanya menjadi Sekolah Dewi Sartika dan sekolah itu sekolah pertama bagi anak-anak gadis di pasundan.
Dalam tahun 1906 Ia menikah dengan Raden Agah Suriawinata, guru sekolah pamulangan bandung. Karena jasa-jasanya di bidang pendidikan bagi anak-anak gadis, maka pada tahun 1922 Ia dianugrahi bintang perak tanda jasa dan dalam tahun 1940 diangkat menjadi Rider In de Oranje Nasasauorde oleh pemerintah belanda.
3.      Rohana Kudus ( 1884-1969 )
Rohana Kudus di lahirkan di kota Gedang pada tanggal 20 desember 1884, ayahnya bernama Muhammad Rasyad Maharaja Sultan yang bekerja sebagai juru tulis pada sebuah kantor di alahan panjang. Rohana, seorang perempuan muslim yang taat pada agamanya dan giat mempelopori emansipasi perempuan. Dia juga seorang pendidik perempuan yang berusaha untuk memperbaiki nasib kaum perempuan indonesia, juga seorang guru agama, guru kerajinan perempuan, dan seorang wartawan perempuan pertama di indonesia.

PENDIDIKAN BERCORAK ISLAM
1.      Madrasah Diniah dan Sumatra Thawalib
Pada tahun 1915 didirikan sebuah madrasah di padang panjang yang di beri nama Diniah School kemudian di ubah menjadi madrasah diniah, pendiri sekolah ini ialah Zainuddin Labai Al-Junusi. Sejak itu perkembangan Madrasah di Sumatra Barat mengalami kemajuan yang pesat, kebanyakan Madrasah iti di beri nama Madrasah Diniah juga. Madrasah putri yang pertama di indonesia didirikan pada tahun 1923 oleh Rangkajo Rahman AL-Junusiah, seorang saudara perempuan dari Zainuddin Labai, sekolah ini di beri nama Madrasah Diniah Putri. Selanjutnya banyak pembina surau yang menyadari baiknya sistem Madrasah, maka pada tahun 1921 seorang ulama terkenal Syekh Abdul Karim Almarullah memasukan sistem dan organisasi Madrasah kedalam suraunya  di padang panjang. Surau yang telah melaksanakan sistem pembagian kelas itu di ubah namanya menjadi Sumatra Thawalib.
Sumatra Thawalib yang didirikan tahun 1918 di padang panjang, pada mulanya sebagai perkumulan khusus untuk pelajar-pelajar Madrasah, baru pada tahun 1921  nama Sumatra Thawalib  di pakai sebagai nama Madrasah yang melaksanakan sistem pembagian kelas dari kelas 1 sampai kelas 7. Mulai saat itu sistem halaqah dari surau jembatan besi  tidak di jalankan lagi dan di ubah menjadi sistem  kelas.
Pada tahun 1940 Thawalib padang membuka program baru yang di beri nama Kulliyatul Ulum. Kuliah ini menampung indonesia merdeka , susunan Thawalib padang panjang menjadi sebagai berikut:
a)      Tingkat Tsanawiah pertama empat tahun, peserta didiknya adalah tamatan sekolah rakyat 6 tahun
b)      Tingkat Tsanawiah atas dengan nama kulliayatul umum 3 tahun
c)      Tingkatan Tinggi dengan nama semula Akademi Islam 3 tahun yang didiriakan tanggal 12 agustus 1956
Pada tahun 1957 di ubah menjadi Fakultas Ushuluddin, mrupakan salah satu Fakultas dari Universitas Islam Darul Hikmah di bukit tinggi yang didirikan pada tahun 1957, yang memiliki lima fakultas yaitu :
a)      Fakultas Hukum islam di Bukit Tinggi
b)      Fakultas Ushuluddin di Padang Panjang
c)      Fakultas Da’wah  Wal Irsyad di Payakumbuh
d)     Fakultas Fiqhi Wal Ushul di Solo
e)      Fakultas Loqhatul Arabiyah Wat Tarbiah di Padang

2.      Muhammadiyah
Organisasi Muhammadiyah berusaha mengembalikan ajaran islam kepada sumbernya yaitu Al-Qur’an dan Sunnah. Seperti yang di amanatkan oleh Nabi Muhammad saw. Itulah sebabnya maka tujuan organisasi ini adalah memperluas dan mempertinggi pendidikan islam secara modern serta memperteguh keyakinan tetntang agama islam dalam rangka mewujudkan masyarakat islam yang sebenarnya. Untuk mencapai tujuan itu, maka Muhammadiyah mendirikan sekolah yang tersebar di berbagai wilayah Nusantara di bawah pimpinan Majelis Pengajaran.
Pada zaman Kolonial Belanda Organisasi Muhammadiyah telah memiliki beberapa jenis sekolah, yaitu :
a.       Busthanul Atfal (Taman Kanak-Kanak)
b.      Sekolah kelas II
c.       Sekolah schakel
d.      HIS
e.       MULO
f.       Inheemse Mulo
g.      Normaalschool
h.      Kweekschool
i.        AMS
Selain sekolah umum, Muhammadiyah juga mendirikan sekolah yang bercorak agama islam seperti :
a.       Madrasah Itbtidaiyah (SD)
b.      Madrasah Tsanawiah (SMP)
c.       Diniyah (khusus memberikan pelajaran agama islam)
d.      Ualimin/mualimat (SGB islam)
e.       Kulliyatul Mubballigin (SPG islam)

3.      Madrasah Al-Irsyad
Madrasah Al-Irysad didirikan pada tahun 1913 di Jakarta. Madrasah tersebt merupakan madrasa yang tertua di Jakarta, di bangun oleh himpunan Al-Irysad di Jakarta.
Madrasah itu teridiri dari lima bagian :
1.      Awwaliyah, yang mempunyai tiga kelas
2.      Ibtidaiyah, empat kelas
3.      Tajhiziah, dua kelas
4.      Mualilin, empat kelas
5.      Takhassus, dua kelas

4.      Mathla’ul Anwar
Mathla’ul Anwar (MA) didirikan pada tahun 1916 di Menes Banten oleh K.H.M Yasin, K.H Abdurrahman, K.H Sulaeman, K.Abdul Muti, K.H Daud dan E. Ismail. Sejak tahun 1941 di pimpin oleh E. Abubakar Uwes sebagai ketua umum. Tujuan utama organisasi ini adalah memperjuangkantumbuhnya pendidikan dan pengajaran islam di tengah-tengah masyarakat islam. Berbagai usaha yang telah dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut, antara lain ialah mengorganisir pendidikan dan pengajaran islam melalui pendirian Madrasah, Sekolah dan Pesantren.
5.      Persatuan Umat islam ( PUI)
Persatuan Umat Islam adalah sebuah Organisasi Islam yang bersifat sosial dan berpusat di Majalengka (Jawa Barat). Sebenarnya PUI ini merupakan suatu fusi dari dua organisasi islam, yakni antara perikatan umat islam dibawah pimpinan K.H Ahmad Halim Majalengkayang sudah ada sejak tahun 1917, dengan Al-Ittihadiatul Islamiah, di bawah pimpinan K.H Ahmad Sanusi Sukabumi, didirikan pada tahun 1931 pada masa Jepang di sebut POII ( Persatuan Oemat Islam Indonesia).
6.      Pesantren Persatuan Islam (PERSIS)
PERSIS didirikan di Bandung pada tahun 1923 yang di ketahui oleh A. Hasan dan penasehat M. Natsir yang juga sebagai salah seorang guru lembaga pendidikan ini. PERSIS bertujuan mempersiapkan calon-calon ulama yang tidak kaku terhadap masyarakat, menghasilkan mubaligh-mubaligh yang memiliki kemampuan memyiarkan, membela dan mempertahankan agama islam.  Pesantren PERSIS di Bandung terdiri atas madrasah Ibtidaiyah/Tajhiziah, Madrasah Tsanawiah, Mualimin dan Madrasah Aliyah. Lama belajar di Madrasah Ibtidaiyah selama 6 tahun terdiri atas kelas tahdiri ( persiapan ) untuk dua tahun yang pertama ( kelas A dan B ), setelah itu baru menjadi kelas  I,II,III dan diakhiri dengan kelas IV.

7.      Nahdatul Ulama ( NU )
Organisasi Islam terbesar NU ini didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya oleh K.H Hasyim Asy’ari. Beliau di lahirkan di Jombang pada tahun 1871, ia pernah tinggal beberapa tahun belajar ilmu agama di Mekah. Setelah kembali ketanah air selanjutnya ia mendirikan pesantren tebuireng di Jombang pada tahun 1899, yang kelak menjadi salah satu pesantren terbesar di Indonesia.
Pesantren Tebuireng pada awal berdirinya memiliki 28 orang santri dengan penekanan utama dengan pelajaran agama islam dan bahasa Arab.
Pada tahun 1929 ketika pesantren ini di pimpin oleh K.H Ilyas, di masukan mata pelajaran umum kedalam madrasah salafiyah, seperti membaca dan menulis huruf latin, bahasa indonesia, ilmu bumi, sejarah indonesia, berhitung, dan dipergunakannya buku-buku yang di cetak dalam huruf latin.
Pada tahu 1938 Komisi Perguruan NU menetapkan susunan madrasah-madrasahnya, yaitu :
a.       Madrasah Awaliyah 2 tahun
b.      Madrasah Ibtidaiyah 3 tahun
c.       Madrasah Tsanawiyah 3 tahun
d.      Madrasah Mu’alimin Wustha 3 tahun
e.       Madrasah Mu’alimin Ulya 3 tahun
Pada tahun 1954 bagian pendidikan dan pengajaran (Ma’arif) NU membuat rencana baru tentang susunan Sekolah/Madrasah NU sebagai berikit :
a.       Radiatul Athfa ( taman kanak-kanak ) 3 tahun
b.      SRI 6 tahun
c.       SMP 3 tahun
d.      SMA 3 tahun
e.       SGB 4 tahun
f.       SGA 3 tahun
g.      Madrasah Menengah Pertama (MMP) 3 Tahun
h.      Madarasah Menengah Atas (MMA) 3 tahun
i.        Mu’alimin/Mu’alimat (menerima lulusan SRI) 3 Tahun

8.      Pondok Modern Gontor
Pondok Modern Gontor merupakan sebuah Madrasah yang di selenggarakan secara baru dengan mempegunakan sistem pendidikan secara modern. Pondok pesantren ini didirikan di Ponogoro Jawa Timur pada tahun 1926 selanjutnya dipermodern oleh Imam Zarkasyi pada tahun 1936 salah seorang Alumni Normal Islam padang tahun 1935. Pada mulanya lama belajar di Pondok Modern Gontor ini 6 tahun. Mata pelajarannya: Ilmu Agama, bahasa Arab dan pengetahuan umum.
Suatu ciri khas dari lembaga pendidikan ini adalah dalam pergaulan sehari-hari hanya menggunakan dua bahasa yaitu bahasa arab dan bahasa inggris. Para peserta didik membuat organisasi sendiri yang terdiri atas beberapa bagian, seperti : olah raga, kesenian, kesehatan, keagamaan, kepanduan, penerangan dan sebagaianya.
9.      Al-Jam’iyatul Washliyah
Al-Jam’iyatul Washliyah didirikan di Medan pada tanggal 30 nofember 1930 atas Swadaya dan Prakarsa pelajar-pelajar dan guru-guru Maktab Islamiyah Tapanuli yang didirikan di Medan 19 Mei 1918 oleh masyarakat Tapanuli dan merupakan madrasah tertua di Medan. Organisasi ini bertujuan melaksanakan tuntunan agama islam untuk kebahagian hidup di dunia dan akhirat. Uasaha-uasaha yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut antara lain :
a.       Memperbanyak tabligh, zikir pengajian dan amal sosial
b.      Mendirikan perguruan dan mengatur kesempurnaan pelajaran, pendidikan dan kebudayaan.
Organisasi ini membina pendidikan dengan jenjang sebgai berikut :
a.       Madrasah Ibtidaiyah 6 tahun
b.      Madrasah Tsanawiyah 3 tahun
c.       Madrasah Qismul ali 3 tahun
d.      Madrasah Mu’alimin 6 tahun
e.       Pendidikan Guru Agama 6 tahun
f.       SD Alwashiliyah 6 tahun
g.      SMP Alwashiliyah 3 tahun
h.      SMA Alwashiliyah 3 tahun ( untuk pendidikan umum ini mata pelajarannya terdiri atas 70 persen pengetahuan umum, dan 30 persen pengetahuan agama )

PENDIDIKAN BERCORAK NASIONALISME
1.      Taman Siswa
Pendiri perguruan ini adalah Ki Hajar Dewantara di ahirkan di Yogyakarta pada tanggal 18 Mei 1889 putra dari KPH. Surianingrat dan cucu dari Pakualam II. Dala lapangan politik, bersama-sama Dr. Douwes Dekker dan Dr. Mangongkosuno mereka mendirika Indisce Partij (IP) tahun 1912 yang tahun 1921 mengajar pada sekolah Adidarma dengan kakaknya R.M Suryo Pranoto.
Perjuangan Ki Hajar Dewantara di bidang pendidikan memuncak saat mendirikan Taman Murid pada tanggal 1922. Pada mulanya bernama National Onderwijs institut Taman Murid berkedudukan di Yogyakarta, jenis pendidikan yang pertama di buka ialah Taman Anak dan Kursus Guru. Perjuangannya di bidang pendidikan kebali mengalami rintangan dengan keluarnya Onderwijs Ordonnatie Sekolah Partikelir atau di sebut juga Ordonansi Sekolah Liar yang di keluarkan pemerintah Kolonial  pada tanggal 17 September 1932 yang berisi:
a.       Sekolah Partikelir harus minta izin terlebih dahulu,
b.      Guru-guru sebelum mengajar harus memiliki zin mengajar, dan
c.       Isi mata pelajaran harus sesuai dengan sekolah negeri.
Dasar pendidikan Taman Murid adalah di kenal dengan Panca Darma, yaitu lima syarat mutlak: (1) kemerdekaan, (2) Kodrat Alam, (3) Kebudayaan, (4) Kebangsaan, dan (5) Kemanusiaan. Jenis dan jenjang pendidikan yang ada dalam Perguruan Taman Murid  adalah sebagai berikut:
a.       Taman Indrya (Taman Kanak-Kanak) bagi anak berusia 5-6 tahun
b.      Taman Anak (kelas I-III SD) bagi anak berusia 6-10 tahun
c.       Tama Muda (kelas IV-VI SD) bagi anak yang berusia 11-13 tahun
d.      Taman Dewasa (SMP)
e.       Taman Madya (SMA)
f.       Taman Guru, terdiri atas:
1.      Taman Guru BI, sekolah guru yang menyiapkan calon Guru Taman Kanak-Kanak dan Taman Muda, yang di terima adalah Tamatan Dewasa dan lama belajar 1 tahun
2.      Taman Guru BII, sekolah ini menyiapkan calon guru Taman Madya yang di terima adalah tamatan Taman Guru BI dan lama belajar 1 tahun
3.      Taman Guru BIII menyiapkan calon Taman Dewasa, yang diterima belajar di sekolah ini adalah Tamatan Taman Guru BII. Taman Guru BIII ini di bagi atas dua bagian (program) yaitu;
a)      program A (ilmu pasti) bagi mereka yang akan mengajar mata pelajaran/alam,
b)      program B (budaya) bagi ereka yang akan mengajar Taman Budaya
4.      Taman Guru Indrya, peserta didiknya umumnya gadis-gadis tamatan Dewasa atau tamatan sekolah lanjtut lainnya yang berkeinginan menjadi guru  pada Taman Guru Indrya, lama belajarnya 2 tahun

Tabel 2
JENIS-JENIS PENDIDIKAN TAMAN MURID 1951/1952
Jenis/Jenjang pendidikan
Banyaknya Cabang
Banyaknya Peserta Didik
Banyaknya Guru
Taman Anak/Muda
55
22.651
389
Taman Dewasa
70
14.986
565
Taman Madya
9
1.695
182
Taman Guru
4
399
70
Menurut prinsip Taman Murid bahwa anak-anak harus hidup dalam tiga lingkungan yang berfungsi sebagai lembaga pendidikan, yaitu :
1) Keluarga,
2) Perguruan (sekolah) dan
3) Organisasi Pemuda. Oleh Ki Hajar Dewantara disebutnya Tri Pusat Pendidikan.
Sembohyan dan lambang Perguruan Taman Murid antara lain, adalah
1)      Lawan Sastra Ngesti Muli, yaitu dengan kecerdasan jiwa menuju ke arah kesejahteraan,
2)      Suci Tata Ngesti Tunggal, yaitu dengan kesucian batin dan teraturnya hidup lahir, kita mengejar kesempurnaan atau menuju kesatuan, dan
3)      Tut Wuri Handayani, yaitu mengikuti dari belakang sambil memberi dorongan. Maksudnya janganlah menarik-narik anak dari depan, tetapi biarkanlah mereka mencari jalan sendiri,
4)      Kita Berhamba Kepada Sang Anak, yaitu pendidik dengan iklas dan tidak terikat oleh apapun juga mendekati si terdidik untuk mengorbankan diri kepadanya, jadi bukan peserta didik untuk guru, tetapi guru untuk peserta didik, dan
5)      Rawe-rawe Rantas Malang-malang Putung, segalah yang menghalangi akan hancur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar